Kamis, Juli 22, 2021

Beberapa Mitos Tentang MPASI

BY Kuliner IN , , No comments

HaloIniSehat- Saat masuk umur enam bulan, Sang Kecil bisa diberi makanan pengiring ASI (MPASI). Tetapi, berhati-hati saat mengenalkan MPASI ke Sang Kecil dan tidak boleh salah info. Ada beberapa dogma mengenai MPASI yang tidak betul dan perlu dilempengkan. Yok, Bun, kenali kenyataannya di sini.

Di 6 bulan awal hidupnya, seluruh keperluan gizi bayi bisa tercukupi dengan memberinya ASI. Tetapi, sesudah umur bayi semakin besar, keperluan gizinya akan makin bertambah . Maka, bayi memerlukan makanan pengiring ASI (MPASI) supaya tumbuh berkembangnya jadi lebih maksimal.

Dalam menyiapkan MPASI, Bunda harus pahami bagaimana proses pemrosesannya, agenda makan, membuat menu, sampai ketahui hal yang bisa dan jangan diberi dalam MPASI.

Oleh karenanya, Bunda dianjurkan untuk cari info yang tepat dan tidak gampang mempercayai info yang mungkin cuman dogma sekitar pemberian MPASI pada bayi.

Beberapa Dogma mengenai MPASI

Info hal MPASI tentu saja dapat secara mudah Bunda peroleh dari beragam website atau sosial media. Bunda bisa juga minta anjuran dari orangtua atau famili sekitar pemberian MPASI. Tetapi, terkadang info yang Bunda dapatkan salah dan hanya sebuah dogma.

Bukannya sehatkan, memercayai dan mengaplikasikan mitos-mitos itu malah dapat mengusik kecukupan konsumsi gizi dan tumbuh berkembang bayi Bunda, lho.

Berikut beberapa dogma sekitar MPASI yang perlu untuk Bunda kenali:

  • Dogma: menunda pemberian daging, ikan, dan telur sampai bayi berumur 8−12 bulan

Tunda pemberian daging, ikan, dan telur pada MPASI sebagai info yang keliru. Ke-3 sumber protein ini bisa Bunda perkenalkan pada Sang Kecil pada awal periode MPASI.

Poin utama yang penting jadi perhatian ialah yakinkan Bunda pilih daging, ikan, dan telur yang fresh dan pada kondisi baik. Pilih tipe ikan yang rendah merkuri, seperti ikan kakap, tilapia, mujair, dan lele. Disamping itu, ke-3 bahan makanan ini harus diolah sampai betul-betul masak untuk mematikan bakteri.

  • Dogma: jauhi pemberian hati karena bisa meracuni badan bayi

Pernah membaca info jika hati bukan menu yang pas untuk MPASI? Ini tidak betul, ya, Bun.

Hati malah menjadi satu diantara sumber zat besi yang bagus untuk bayi. Zat besi mempunyai peran penting dalam pembangunan hemoglobin, yakni elemen sel darah merah yang berperan untuk bawa oksigen ke semua badan.

Disamping itu, memenuhi konsumsi zat besi dapat mendukung perkembangan dan perubahan saraf dan otak Sang Kecil.

  • Dogma: jauhi makanan yang mempunyai potensi mengakibatkan alergi

Beberapa riset sudah menunjukkan jika tunda pengenalan makanan yang mempunyai potensi mengakibatkan alergi malah bisa tingkatkan resiko bayi untuk terserang alergi makanan itu.

Supaya resiko Sang Kecil untuk terserang alergi makanan dapat menyusut, Bunda disarankan untuk memberinya makanan yang kerap memacu alergi, seperti telur, ikan, kacang, gandum, kerang, dan susu sapi, dengan bertahap dan sedini mungkin.

Tetapi, sepanjang pemberian makanan itu, Bunda perlu mengawasi keadaan Sang Kecil dan memperhitungkan apa dia alami tanda-tanda alergi, seperti gatal-gatal, pilek, diare, dan muntah.

Bila Sang Kecil alami tanda-tanda alergi sesudah konsumsi makanan tertentu, coba stop pemberian makanan itu dan tanyakan ke dokter.

  • Dogma: jauhi memberinya gula dan garam

Menambah gula dan garam pada MPASI Sang Kecil boleh-boleh saja, kok, Bun. Namun, pemberian perasa ini bisa dilaksanakan bila memang Sang Kecil cuman ingin konsumsi makanan yang dipertambah gula dan garam saja. Jika umur Sang Kecil masih di bawah satu tahun, tambahan gula dan garam sedikit saja, ya, Bun.

Untuk anak Balita, konsumsi garam yang bisa diberi ialah tidak lebih dari 2 gr atau sekitaran 1/3 sdt setiap hari. Saat itu, konsumsi gula pada Balita seharusnya tidak melewati 25 gr atau 6 sdt setiap harinya.

  • Dogma: perkenalkan sayur lebih dulu, selanjutnya buah

Info yang menjelaskan jika pengenalan buah terlebih dahulu akan merepotkan bayi untuk terima sayur hanya dogma. Bunda dapat mengenalkan buah dan sayur di saat yang sama, kok. Poin utama yang penting jadi perhatian ialah menyeimbangi konsumsi sayur dan buah dengan tipe makanan yang lain.

  • Dogma: jauhi memberikan makanan memiliki tekstur bila bayi belum tumbuh gigi

Beberapa orang tua yang takut memberinya makanan memiliki tekstur padat pada bayinya karena argumen belum tumbuh gigi. Walau sebenarnya, asumsi ini salah.

Bunda dan Ayah tak perlu sangsi untuk menyuguhkan MPASI yang tertekstur walau Sang Kecil belum tumbuh gigi. Walaupun giginya belum tumbuh, Sang Kecil bisa kunyah dan menelan makanan memiliki tekstur secara baik.

Pemberian makanan yang cukup padat bisa juga latih kekuatan Sang Kecil dalam kunyah dan menelan, hingga dia akan terlatih untuk konsumsi makanan padat.

  • Dogma: bayi harus mengabiskan tiap hidangan MPASI

Tidak boleh paksakan Sang Kecil, bila dia tidak mau habiskan semua makanan yang Bunda suguhkan. Saat Sang Kecil telah mengalihkan muka atau malas buka mulut, itu pertanda dia telah kenyang. Memaksakan Sang Kecil untuk makan walau telah kenyang bisa membuat jadi rewel karena perutnya berasa tidak nyaman.

Itu dogma pemberian MPASI yang beredar banyak dalam masyarakat dan keterangan yang melempengkannya.

Untuk memberinya yang terbaik untuk Sang Kecil, seharusnya Bunda makin krisis dalam memisah info. Yakinkan Bunda cari info dari sumber yang paling dipercaya.

Disamping itu, jika ingin memperoleh info yang betul dan tidak termakan dogma mengenai MPASI, Bunda bisa juga menanyakan ke dokter.


YANG MENYEDIAKAN 11 PERMAINAN DALAM 1 USER ID :

-Poker
-Domino
-Capsa Susun
-Adu Q
-Bandar Q
-Bandar Poker
-Sakong
-Bandar66
-Perang Baccarat
-Perang Dadu
-BD QQ

ALTERNATIF LINK INIPOKER:

TERSEDIA TRANSAKSI TERSEDIA : INTERNET BANKING, SMS BANKING, PEMBAYARAN ONLINE SEPERTI OVO DAN GO-PAY.

TERSEDIA LAYANAN TRANSFER PULSA : XL & TELKOMSEL.

TERSEDIA APLIKASI LIVECHAT
KLIK DI BAWAH INI!

0 komentar:

Posting Komentar