HaloIniSehat- Alergi telur ialah reaksi tidak biasa dari mekanisme kekebalan badan. Saat seorang konsumsi telur atau makanan yang memiliki kandungan telur, mekanisme kekebalan badan menyangka protein telur pada makanan itu sebagai zat beresiko, hingga badan melepas zat histamin sebagai usaha pelindungan badan dalam menangani gempuran itu. Reaksi badan semacam itu dikatakan sebagai reaksi alergi.
Reaksi alergi telur umumnya ada beberapa saat atau beberapa saat sesudah konsumsi atau terkena makanan yang memiliki kandungan telur. Tanda-tanda yang ada dimulai dari enteng (ruam kulit atau hidung mampet) sampai berat, seperti muntah dan masalah pencernaan. Meskipun begitu, alergi telur jarang-jarang mengakibatkan reaksi alergi yang bisa mencelakakan nyawa (anafilaksis).
Pemicu Alergi Telur
Alergi telur muncul karena mekanisme kekebalan badan bereaksi terlalu berlebih pada telur atau makanan memiliki kandungan telur yang sebenarnya tidak beresiko untuk badan. Mekanisme kekebalan badan memandang protein dalam telur sebagai zat beresiko, hingga memberi respon dengan melepas zat histamin membuat perlindungan badan.
Contoh makanan yang memiliki kandungan telur, diantaranya ialah roti, permen, cream, sauce salad, bermacam makanan yang dimasak dengan susunan tepung, dan mayones. Sedang bahan non makanan yang memiliki kandungan telur, diantaranya ialah shampo, vaksin, dan bahan dandanan muka. Alergen atau zat yang memunculkan alergi pada telur dapat berawal dari protein dalam kuning atau putih telur. Tetapi, sejumlah besar pasien alami alergi pada putih telur.
Biasanya alergi telur terjadi pada beberapa anak. Alergi telur jadi reaksi yang paling mengusik pada anak yang berumur 6 sampai 15 bulan. Bayi yang menyusu pada ibunya bisa juga alami alergi pada protein telur yang dimakan ibunya. Sedang ke orang dewasa, alergi telur jarang-jarang sekali terjadi. Saat mendekati periode remaja atau saat mekanisme pencernaan lebih masak, reaksi alergi pada telur telah lebih jarang ada.
Selainnya umur, resiko alergi telur semakin besar dirasakan ke orang yang:
- Mempunyai orang-tua dengan kisah alergi makanan atau penyakit asma.
- Alami eksim atopik. Saat alami reaksi kulit semacam ini, karena itu seorang lebih beresiko alami alergi makanan, terhitung alergi telur.
Tanda-tanda Alergi Telur
Reaksi alergi telur bervariatif pada setiap pasien, dan umumnya terjadi sesaat sesudah konsumsi atau terkena bahan yang memiliki kandungan telur. Tanda-tanda yang muncul berbentuk tanda-tanda enteng, sedang, sampai kronis. Salah satunya ialah:
- Biduran (hives).
- Bibir atau kelopak mata bengap.
- Mata berasa gatal atau berair.
- Telinga atau kerongkongan berasa gatal.
- Hidung mampet, hidung keluarkan lendir, atau bersin-bersin.
- Batuk, napas sesak, atau napas mengeluarkan bunyi (mengi).
- Masalah pencernaan, seperti kram perut, mual, dan muntah.
Sementara reaksi alergi telur kronis atau anafilaksis yang mencelakakan nyawa diperlihatkan dengan tanda-tanda:
- Nadi berdenyut cepat.
- Susah bernapas, karena ada tonjolan atau bengkak di kerongkongan hingga aliran udara terhalang.
- Perut berasa ngilu dan kram
- Terguncang, yang diikuti dengan pengurangan tekanan darah secara berarti, pening atau pusing, dan kehilangan kesadaran.
Reaksi alergi kronis ini termasuk keadaan genting yang membutuhkan pengatasan klinis secepat-cepatnya.
Analisis Alergi Telur
Seorang pasien bisa diduga menanggung derita alergi telur bila alami beberapa gejala yang sudah disebut awalnya, terlebih bila tanda-tanda ada sesudah ia konsumsi telur atau makanan yang memiliki kandungan telur. Buat pastikan analisis, dokter perlu lakukan pengecekan pendukung, salah satunya:
- Test darah, dengan mengecek kandungan anti-bodi tertentu dalam saluran darah yang memperlihatkan reaksi alergi.
- Test tusuk kulit. Pada pengecekan ini, kulit ditusuk dengan sedikit contoh protein dalam telur. Bila pasien alami alergi, maka muncul tonjolan di posisi tusukan.
- Test eliminasi telur. Test ini dilaksanakan dengan minta pasien hilangkan telur dari makanan, dan menulis semua makanan yang dimakan tiap hari. Dengan hilangkan konsumsi telur, akan kelihatan apa tanda-tanda yang dirasakan pasien bisa berkurang.
- Test rintangan makanan. Dalam test ini, pasien akan dikasih sedikit telur untuk menyaksikan reaksinya. Bila tidak ada apapun, karena itu jatah telur yang semakin besar akan diberi untuk menyaksikan pertanda alergi. Di lain sisi, test ini bisa mengakibatkan alergi kronis. Oleh karenanya, test rintangan makanan harus dilaksanakan oleh dokter specialist alergi.
Penyembuhan Alergi Telur
Pengatasan yang dilaksanakan pada kasus alergi telur dengan pemberian obat. Untuk kasus yang enteng, dokter bisa memberikan obat antihistamin. Sementara untuk kasus yang kronis, seperti anafilaksis, dokter akan menyuntikkan epinepherine.
Selainnya pengatasan untuk menangani reaksi alergi, hal paling penting yang penting dilaksanakan ialah menghindar konsumsi dan paparan telur dan bahan yang memiliki kandungan telur. Triknya, dengan membaca cap info mengenai bahan yang terdapat di dalam makanan itu. Meskipun begitu, beberapa pasien alergi telur masih bisa menolerir beberapa makanan yang memiliki kandungan telur masak. Saat mekanisme kekebalan badan semakin prima ataupun waktu masuk periode remaja, banyak pasien yang terlepas dari alergi telur. Sedang beberapa pasien dewasa tidak alami reaksi alergi kembali sesudah satu sampai 2 tahun mengikut diet eliminasi telur dalam konsumsi makanan.
Penangkalan Alergi Telur
Beberapa usaha berikut bisa dilaksanakan untuk menahan reaksi alergi telur:
- Baca cap info pada paket makanan dengan cermat. Beberapa pasien alergi telur bisa bereaksi walaupun cuman sedikit terdapat kandungan telur pada makanan. Saat makan di luar rumah, yakinkan makanan yang dimakan tidak memiliki kandungan telur.
- Jauhi konsumsi telur untuk ibu menyusui yang mempunyai bayi pasien alergi telur.
- Pakai gelang khusus pasien alergi, terutamanya pasien anak dengan alergi yang kronis, supaya beberapa orang di seputar pasien bisa ketahui keadaan itu.
0 komentar:
Posting Komentar