Selasa, Mei 11, 2021

Mengatasi Cedera Saraf Tulang Belakang

BY Kuliner IN , , No comments

HaloIniSehat- Cidera saraf tulang belakang ialah keadaan di mana terjadi kerusakan atau cedera pada saraf yang berada di aliran (saluran) tulang belakang. Rusaknya saraf tulang belakang biasanya disebabkan karena kecelakaan saat mengemudi, olahraga, atau kontak fisik.

Saraf tulang belakang ialah saraf yang berperanan di proses pengangkutan signal dari otak ke semua badan, dan demikian juga kebalikannya. Bila saraf tulang belakang alami kerusakan, akan mengakibatkan masalah pada fungsi-fungsi badan, seperti raibnya sensor motorik dan kendalian gerak.

Pengatasan cidera pada saraf tulang belakang harus selekasnya dilaksanakan. Bila tidak, akan mempengaruhi lama periode rekondisi, jadi memperburuk keadaan, dan memunculkan kompleksitas.

Pemicu Cidera Saraf Tulang Belakang

Cidera saraf tulang belakang bisa ada karena ada kerusakan pada jaringan, bantalan, tulang, atau saraf tulang belakang tersebut. Berdasar pemicunya, cidera saraf tulang belakang terdiri jadi 2 type, yaitu traumatis dan nontraumatis.

Cidera saraf tulang belakang traumatis ialah cidera yang dikarenakan oleh ada perubahan, patah, atau terkilirnya tulang punggung yang terjadi karena kecelakaan, misalnya:

  1. Kecelakaan bermotor
  2. Jatuh saat melakukan aktivitas
  3. Kecelakaan saat olahraga
  4. Alami kekerasan

Sedang cidera saraf tulang belakang nontrumatis ialah cidera yang disebabkan karena keadaan atau penyakit lain, seperti kanker, radang persendian (arthritis), osteoporosis, abnormalitas perkembangan tulang belakang semenjak lahir, dan infeksi pada tulang belakang.

Ada faktor-faktor yang tingkatkan resiko berlangsungnya cidera saraf tulang belakang, yaitu:

  1. Tipe kelamin. Cidera saraf tulang belakang semakin banyak terjadi pada pria.
  2. Seorang yang berumur 16-30 tahun dan 65 tahun ke atas lebih rawan pada cidera saraf tulang belakang.
  3. Menanggung derita keadaan klinis yang terkait dengan tulang dan persendian.
  4. Beraktivitas yang beresiko, seperti olahraga berlebihan atau mengemudi tanpa peralatan keselamatan.
  5. Mempunyai cacat atau abnormalitas pada perkembangan tulang semenjak lahir.

Tanda-tanda Cidera Saraf Tulang Belakang

Ada 2 tipe tanda-tanda yang bisa ada pada pasien cidera saraf tulang belakang berdasar tingkat keparahannya, yaitu tanda-tanda lengkap (complete) dan tanda-tanda tidak lengkap atau lokal (incomplete). Saat cidera saraf tulang belakang mengakibatkan raibnya semua kekuatan sensorik dan pengaturan pergerakan, keadaan ini disebutkan tanda-tanda yang lengkap. Tetapi, saat cidera saraf yang terjadi cuman mengusik beberapa kekuatan sensorik dan pengaturan pergerakan, keadaan itu disebutkan tanda-tanda tidak lengkap.

Selanjutnya, tanda-tanda raibnya kekuatan sensorik dan pengaturan gerak karena cidera pada saraf tulang belakang dipisah kembali ke 3 kelompok:

  1. Tetraplegia atau quadriplegia, yakni kelumpuhan terjadi pada ke-2 lengan dan ke-2 tungkai. Kelumpuhan ini dapat berkenaan otot dada hingga menyebabkan pasien kesusahan bernapas dan membutuhan alat tolong napas.
  2. Paraplegia, yakni kelumpuhan yang bisa terjadi pada 1/2 badan sisi bawah (ke-2 tungkai).
  3. Triplegia, yakni kelumpuhan yang bisa terjadi pada ke-2 tungkai dan salah satunya lengan.

Pada intinya tanda-tanda yang ada karena cidera saraf tulang belakang bisa berbeda pada setiap orang, bergantung letak cidera dan keparahan keadaan yang dialami. Gejala-gejala yang biasa ada pada pasien cidera saraf tulang belakang ialah:

  1. Kehilangan kekuatan mengatur gerak.
  2. Alami impotensi.
  3. Sakit di kepala.
  4. Kehilangan kendalian di proses buang air besar atau kecil.
  5. Alami masalah pernafasan.
  6. Batuk.
  7. Tidak sadarkan diri.
  8. Status kepala yang tidak normal.
  9. Ada anggota badan merasa sakit atau ngilu.
  10. Kehilangan indera peraba atau sensorik, seperti tidak dapat rasakan panas, dingin, atau sentuhan.

Analisis Cidera Saraf Tulang Belakang

Proses analisis dengan diawali dokter ortopedi atau dokter ortopedi pakar spine bertanya tanda-tanda yang muncul, dan kisah penyakit dan perlakuan klinis yang pernah ditempuh pasien.

Pada kecelakaan, dokter akan bertanya peristiwanya dengan detail, khususnya proses bentrokan yang dirasakan oleh pasien. Dokter akan lakukan pengecekan fisik, terhitung test saraf, misalkan mengetes kemampuan otot dan kekuatan pasien rasakan rangsangan (misalkan sentuhan enteng atau tusukan benda tajam memiliki ukuran kecil seperti peniti).

Kemudian, dokter akan lakukan beberapa test untuk menyaksikan keadaan tulang belakang pasien. Test yang dipakai dalam menganalisis cidera saraf tulang belakang ialah:

  1. Photo Rontgen. Pencitraan ini umumnya dilaksanakan jika ada sangkaan jika terjadi cidera saraf tulang belakang pada pasien yang alami kecelakaan. Photo Rontgen dapat berperan untuk mengetahui permasalahan lain pada tulang belakang, seperti tumor atau tulang patah.
  2. CT scan. Test ini berperan tampilkan gambar yang lebih bagus dari photo Rontgen dalam memperlihatkan ada abnormalitas pada tulang belakang. Gambar yang dibuat CT scan ialah dari beberapa pemikiran, hingga mempermudah dokter dalam mengetahui satu abnormalitas.
  3. MRI. Test ini memakai energi magnet dan gelombang radio dalam hasilkan gambar. Berperan sama dengan CT scan, MRI dipakai untuk mempermudah dokter dalam memperhatikan keadaan tulang belakang.

Penyembuhan Cidera Saraf Tulang Belakang

Pengatasan cidera saraf tulang belakang harus dilaksanakan dengan selekasnya. Bila tidak, ini bisa mempengaruhi lama periode rekondisi dan mengakibatkan kompleksitas.

Pengatasan awalnya cidera saraf tulang belakang dilaksanakan sesudah kecelakaan berjalan. Pasien akan terpasangkan penyangga leher supaya tidak ada gerakan pada tulang belakang. Pergerakan yang terjadi pada tulang belakang bisa membuat keadaan cidera yang ada makin lebih buruk. Selanjutnya, pasien akan ditempatkan pada penyangga khusus untuk dibawa ke rumah sakit.

Setelah tiba di dalam rumah sakit, dokter akan bertindak yang fokus pada kekuatan bernapas pasien, menahan berlangsungnya terguncang, dan jaga konsistensi penyangga tulang belakang supaya tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih kronis. Pengatasan yang diberi mempunyai tujuan untuk kurangi kemungkinkan kompleksitas, seperti masalah berkemih atau bab, masalah pada aliran pernafasan, jantung, atau pembuluh darah, dan masalah pembekuan darah.

Dalam masalah ini, beberapa usaha yang dilaksanakan dokter, mencakup:

  1. Pemberian obat. Suntikan methylprednisolone diberi untuk tangani cidera saraf tulang belakang yang kronis. Tetapi, karena mempunyai efek, pemakaian obat ini harus dengan pemantauan penuh oleh dokter.
  2. Pembandinghan. Pembandinghan dilaksanakan untuk buang potongan-potongan tulang, benda asing, atau retakan tulang belakang yang berada di badan karena kecelakaan. Pembandinghan dibutuhkan untuk menahan dan membenahi abnormalitas wujud dan status tulang belakang.

Sesudah keadaan pasien konstan dan lebih baik, dokter akan jalankan proses fisioterapi. Dalam periode pemulihan, pasien akan diberi instruksi oleh dokter untuk latih kemampuan otot dan kembalikan kekuatan bergerak. Dokter akan memberi obat untuk menangani rasa ngilu, bila dibutuhkan.

Pasien yang masih belum sembuh dan alami tanda-tanda berbentuk kelumpuhan, disarankan untuk memakai alat pendukung khusus. Salah satunya perlengkapan pendukung yang bisa menolong pasien cidera saraf tulang belakang ialah bangku roda elektrik.

Periode penyembuhan luka saraf tulang belakang bisa berbeda pada setiap pasien. Rekondisi umumnya berjalan sekitaran satu minggu sampai enam bulan. Pada beberapa kasus, saat yang diperlukan pasien untuk kembali sembuh dapat capai 1-2 tahun.

Kompleksitas Cidera Saraf Tulang Belakang

Kompleksitas yang bisa terjadi karena cidera saraf tulang belakang mencakup:

  1. Masalah bab
  2. Masalah buang air kecil dan infeksi aliran kemih
  3. Pneumonia atau infeksi paru
  4. Aglutinasi darah
  5. Otot yang tegang
  6. Ngilu yang tidak juga raib

Penangkalan Cidera Saraf Tulang Belakang

Biasanya, cidera saraf tulang belakang muncul karena kecelakaan. Oleh karena itu, penangkalan yang bisa dilaksanakan ialah:

  1. Mengemudi dengan aman dan taati rambu jalan raya yang ada.
  2. Pakai peralatan keselamatan sepanjang mengemudi atau olahraga.
  3. Saat beraktivitas luar ruang, seperti menyelam (diving) atau panjat tebing, tanyakan resiko dan langkah meminimalisirnya dengan pelatih yang eksper.
  4. Waspada dalam melakukan aktivitas dengan memerhatikan kondisi sekitar, khususnya saat di kamar mandi.

Bila menyaksikan seorang alami kecelakaan dan mempunyai potensi menanggung derita cidera saraf tulang belakang, berikut beberapa hal yang penting Anda kerjakan:

  1. Jauhi menggerakan badannya, karena bisa jadi memperburuk keadaan.
  2. Selekasnya kontak rumah sakit.
  3. Tempatkan handuk atau kain tebal di ke-2 segi leher, supaya lehernya tidak bergerak. Jika masih sadar, beritahu korban tidak untuk bergerak.
  4. Kerjakan bantuan pertama, misalkan hentikan pendarahan yang terjadi dengan membalut dan tekan cedera memakai kain bersih.

YANG MENYEDIAKAN 10 PERMAINAN DALAM 1 USER ID :

-Poker
-Domino
-Capsa Susun
-Adu Q
-Bandar Q
-Bandar Poker
-Sakong
-Bandar66
-Perang Baccarat
-Perang Dadu

ALTERNATIF LINK INIPOKER:

TERSEDIA TRANSAKSI TERSEDIA : INTERNET BANKING, SMS BANKING, PEMBAYARAN ONLINE SEPERTI OVO DAN GO-PAY.

TERSEDIA LAYANAN TRANSFER PULSA : XL & TELKOMSEL.

TERSEDIA APLIKASI LIVECHAT
KLIK DI BAWAH INI!

0 komentar:

Posting Komentar