HaloIniSehat- Tonjolan payudara ialah jaringan yang lain tumbuh dalam payudara. Struktur tonjolan itu bergantung pada macamnya. Sebagai contoh, ada tonjolan yang teraba padat, atau berisi cairan.
Walau mayoritas tonjolan payudara memiliki sifat jinak (non-kanker), namun tonjolan bisa juga sebagai satu pertanda kanker payudara. Oleh karenanya, penting untuk selekasnya memeriksa diri, jika Anda mengetahui ada tonjolan yang tumbuh di payudara.
Artikel ini semakin lebih konsentrasi mengulas tonjolan payudara yang terhitung tumor jinak atau mungkin tidak memiliki sifat kanker.
Pemicu Tonjolan Payudara
Pemicu tonjolan payudara benar-benar bermacam, bergantung pada tipe tonjolan tersebut. Berikut akan diterangkan tipe tonjolan payudara, dan masing-masing pemicunya.
Kista
Kista ialah tonjolan berisi cairan. Wanita bisa mempunyai satu kista atau lebih dari satu atau ke-2 payudara. Kista payudara biasanya berupa bundar atau lonjong. Walau biasanya lunak, kista terkadang teraba padat.
Kista tercipta karena penimbunan cairan dalam kelenjar payudara. Belumlah diketahui kenapa hal itu terjadi, tetapi diperhitungkan berkaitan peralihan hormon wanita pada transisi menstruasi.
Fibroadenoma
Fibroadenoma sebagai tumor jinak pada payudara yang paling umum terjadi pada wanita dalam bentang umur 20-30 tahun. Fibroadenoma tercipta dari jaringan payudara dan jaringan ikat, dan bisa terjadi pada satu atau ke-2 payudara.
Fibroadenoma terdiri jadi dua tipe. Tipe pertama yakni sederhana fibroadenoma, yang tidak memiliki sifat kanker. Sedang tipe ke-2 ialah complex fibroadenoma, yang bisa tingkatkan resiko berlangsungnya kanker payudara. Bila dipandang beresiko, umumnya akan dianjurkan operasi.
Hingga saat ini, belumlah diketahui apa yang mengakibatkan fibroadenoma. Namun, keadaan ini diperhitungkan berkaitan dengan hormon estrogen, atau pemakaian pil KB saat sebelum umur 20 tahun.
Fibrokistik payudara
Fibrokistik payudara ialah perkembangan jaringan fibrosa yang abnormal, hingga lebih mencolok dibandingkan jaringan lemak. Jaringan fibrosa sebagai jaringan penyusun ligamen, yakni jaringan yang menyambungkan antara tulang. Jaringan fibrosa membuat jaringan parut dan jaringan ikat. Keadaan ini bisa terjadi pada siapa, tetapi umumnya menerpa wanita dalam bentang umur 30-50 tahun.
Pemicu fibrokistik payudara belumlah diketahui dengan cara tepat, tetapi diperhitungkan ada hubungannya dengan peralihan hormon estrogen dalam transisi menstruasi.
Papiloma intraduktal
Papiloma intraduktal ialah tumor jinak yang tercipta di duktus, yakni aliran yang bawa susu dari kelenjar susu (lobulus) ke puting payudara. Tumor ini tercipta dari jaringan fibrosa, kelenjar, dan pembuluh darah. Papiloma intraduktal dijumpai tersering menerpa wanita umur 35-55 tahun.
Papiloma intraduktal bisa berbentuk tumor tunggal (solitary intraductal papilloma). Tipe ini biasanya tumbuh di dekat puting, dan tidak memiliki sifat kanker. Sedang papiloma yang terbagi dalam banyak tumor (multiple papilloma) lebih beresiko berkembang jadi kanker.
Papiloma intraduktal biasanya terjadi pada wanita dalam bentang umur 35-55 tahun. Namun, belumlah diketahui apa pemicu dan factor resiko keadaan ini.
Mastitis
Mastitis ialah infeksi pada jaringan payudara, yang terkadang dibarengi infeksi. Keadaan itu bisa mengakibatkan terciptanya abses (kelompok nanah) pada jaringan payudara. Pada kasus yang kronis, mastitis akan berpengaruh fatal jika tidak selekasnya diatasi. Meskipun biasanya menerpa ibu menyusui, mastitis dapat dirasakan wanita pada umumnya, bahkan pria.
Mastitis disebabkan karena bakteri yang masuk ke susunan kulit, selanjutnya mengontaminasi jaringan payudara. Selainnya oleh infeksi bakteri, mastitis dapat disebabkan karena penyumbatan di duktus, aliran yang bawa ASI dari kelenjar payudara ke puting. Penyumbatan akan membuat ASI terendap dalam payudara, lalu memacu infeksi yang berbuntut infeksi.
Lipoma
Lipoma ialah tonjolan lemak yang tumbuh secara perlahan-lahan di bawah kulit. Tonjolan ini bisa tumbuh pada bagian badan mana saja seperti leher, pundak, punggung, perut, terhitung payudara. Lipoma terhitung tumor jinak dan tidak beresiko, tapi dapat dibuang jika ukuran lumayan besar dan mengusik.
Belumlah diketahui dengan cara tepat apa yang mengakibatkan lipoma. Akan tetapi, keadaan ini condong terjadi pada seorang dari keluarga yang mempunyai kisah lipoma. Walau bisa dirasakan oleh orang dari semua umur, lipoma seringkali menerpa orang berumur 40-60 tahun.
Nekrosis lemak
Nekrosis lemak ialah kerusakan kelenjar lemak di payudara, yang biasanya terjadi karena cidera. Keadaan ini bisa juga terjadi sesudah jalani operasi atau therapy radiasi pada payudara.
Nekrosis bisa disebabkan karena banyak factor, diantaranya efek radioterapi atau proses bedah. Beberapa sistem bedah payudara yang diartikan ialah lumpektomi, mastektomi, rekontruksi payudara, pengecilan payudara, dan biopsi payudara.
Tanda-tanda Tonjolan Payudara
Tonjolan payudara bisa bervariatif dalam ukuran dan teksturnya, bergantung pada tipe tonjolannya. Beberapa karakter tonjolan yang bisa ada, diantaranya:
- Tonjolan dapat ada tunggal atau banyak, di satu atau ke-2 payudara.
- Ukuran tonjolan dapat kurang atau lebih dari 5 cm, tetapi bisa tumbuh jadi membesar.
- Tonjolan dapat teraba lunak, kenyal, atau padat.
- Wujud tonjolan dapat bundar atau lonjong, dan bisa digerakkan.
- Tonjolan jadi membesar saat sebelum menstruasi, dan kembali lagi ke ukuran sebelumnya sesudah menstruasi usai.
Disamping itu, tanda-tanda yang lain dapat ada ialah:
- Payudara teraba keras.
- Peralihan wujud pada ke-2 payudara.
- Payudara membesar.
- Puting berasa gatal atau peka.
- Payudara berasa keras dan hangat jika disentuh.
- Demam.
- Lemas.
- Puting keluarkan cairan yang bisa kelihatan bening atau kotor.
Selekasnya kontrol ke dokter jika ada tanda-tanda berikut ini:
- Tonjolan tidak lenyap sesudah mestruasi, atau lebih dari 4 atau 6 minggu.
- Ada tonjolan baru.
- Tonjolan jadi membesar.
- Tonjolan teraba padat dan tidak berubah jika digerakkan.
- Puting keluarkan darah.
- Kulit payudara memeras, mengeras, atau mengkerut seperti kulit jeruk.
- Payudara bengkak tanpa ada alasan yang terang.
- Puting yang masuk ke atau tempatnya tidak normal.
- Ada tonjolan di ketiak.
Analisis Tonjolan Payudara
Sebagai langkah pertama analisis, dokter akan menanyakan berkenaan tanda-tanda yang dirasakan dan kapan tonjolan mulai ada. Kemudian, dokter akan lakukan pengecekan fisik dengan meraba payudara pasien. Pengecekan fisik bisa menolong dokter pastikan lokasi tonjolan, hingga jika dilaksanakan pengecekan pendukung, dokter bisa konsentrasi pada tempat itu. Meski begitu, supaya ditegaskan tonjolan pada pasien bukan kanker, dokter akan jalankan pengecekan pendukung, misalnya:
Mammografi
Mammografi ialah photo Rontgen pada payudara. Pada pengecekan ini, payudara pasien akan didesak, supaya gambar jaringan payudara bisa kelihatan lebih terang. Lewat mammografi, beberapa abnormalitas pada payudara bisa kelihatan, misalkan tumor, penimbunan kalsium, atau jaringan yang padat di payudara.
Ultrasonografi
Ultrasonografi (USG) ialah pengecekan yang memakai gelombang suara, untuk hasilkan gambar. USG payudara benar-benar bermanfaat dalam mengecek tonjolan payudara, khususnya dalam membandingkan tonjolan padat dan tonjolan yang berisi cairan.
MRI
MRI memakai medan magnet dan gelombang suara untuk tampilkan gambar sisi pada tubuh. MRI dipakai untuk mengecek lebih cermat tonjolan yang dirasa saat pengecekan fisik, tetapi tidak kelihatan pada mammografi atau USG.
Duktografi
Duktografi atau galaktografi, ialah proses ambil gambar kelenjar payudara dengan mesin photo Rontgen, untuk menolong dokter ketahui pemicu keluarnya cairan dari puting. Proses ini didului pemberian suntikan kontras ke puting.
Biopsi
Biopsi ialah proses ambil contoh tonjolan atau semua tonjolan, untuk dicheck di laboratorium. Beberapa sistem biopsi payudara ialah:
- Inspirasi jarum lembut (fine-needle aspiration biopsy)
- Biopsi bedah (surgical biopsy)
- Biopsi dengan kontribusi vakum (vacum-asssisted biopsy)
- Biopsi jarum pokok (core needle biopsy)
Penyembuhan Tonjolan Payudara
Pada banyak kasus, tonjolan payudara jinak tak perlu diatasi karena tidak beresiko dan mengusik. Bahkan juga pada beberapa kasus, tonjolan bisa lenyap sendirinya. Perlakuan klinis akan diambil jika tonjolan semakin besar atau memunculkan ngilu luar biasa.
Proses untuk tangani tonjolan payudara bergantung pada tipe tonjolannya, diantaranya:
- Lumpektomi
Lumpektomi diawali dengan memberikan bius lokal pada pasien. Sesudah bius bekerja, dokter akan membuat potongan disekitaran tempat tumor, selanjutnya mengusung tumor dan sedikit jaringan disekelilingnya. Proses ini umumnya dilaksanakan pada wanita dengan 1 tonjolan berdiameter kurang dari 5 cm.
- Krioterapi
Krioterapi atau therapy beku mempunyai tujuan untuk merusak sel abnormal dengan dipeti-eskan. Pada proses ini, jarum khusus akan ditempatkan langsung ke tempat tumor. Selanjutnya, dokter akan menyuntikkan nitrogen cair untuk membekukan tumor.
- Inspirasi jarum lembut
Inspirasi jarum lembut ialah proses pengeluaran cairan dari tonjolan payudara dengan memakai jarum khusus. Proses ini dilaksanakan dengan kontribusi USG, supaya peletakan jarum pas pada tonjolan.
Selainnya dengan sistem di atas, dokter dapat memberi resep beberapa obat, misalkan pil KB untuk turunkan kandungan hormon estrogen. Dalam kasus mastitis, dokter bisa memberi resep antibiotik dan obat penurun ngilu, seperti paracetamol atau ibuprofen. Jika sedang menyusui, tak perlu stop menyusui, karena masih tetap aman untuk bayi dan malah bisa menolong pengobatan.
Jika tonjolan pada payudara sebagai kanker payudara, dokter bisa lakukan beberapa proses seperti bedah, radioterapi, kemoterapi, atau therapy hormon. Pada beberapa kasus, dokter bisa memadukan 1-2 sistem penyembuhan di atas, bergantung pada ukuran dan fase kanker, dan umur dan keadaan kesehatan pasien.
Penangkalan Tonjolan Payudara
Umumnya tonjolan payudara tidak bisa dihindari, karena terjadi karena peralihan hormon yang tidak bisa dikendalikan. Walau begitu, penting untuk wanita untuk pahami payudaranya, hingga lebih gampang mengetahui jika ada peralihan pada organ badannya itu.
Salah satunya langkah yang bisa dilaksanakan untuk mengenal payudara sendiri dengan lakukan SADARI (check payudara sendiri). Dengan lakukan SADARI, pasien dapat mengetahui ada tonjolan sejak awal kali.
SADARI dilaksanakan sebulan sekali, pada 7-10 hari sesudah hari awal menstruasi, dengan berikut:
- Berdiri di muka cermin, dan perhatikan jika ada peralihan pada wujud, ukuran, warna kulit, dan permukaan kulit payudara. Harus dipahami, biasanya wujud payudara kanan dan kiri memanglah tidak simetris. Oleh karenanya, hal itu tak perlu dicemaskan.
- Angkat ke-2 tangan ke atas, lalu tekuk siku dan statuskan tangan ada di belakang kepala (tengkuk). Selanjutnya, dorong siku ke belakang dan ke depan sekalian memperhatikan wujud dan ukuran payudara.
- Raba payudara memakai tiga jemari (telunjuk, tengah, manis) yang dirapatkan. Lantas dengan penekanan halus, kerjakan pergerakan memutar dimulai dari segi luar payudara sampai ke dan sentuh puting. Konsentrasi dan rasakan secara baik supaya dijumpai jika ada penebalan atau tonjolan.
- Saat mandi, statuskan tangan kanan ada di belakang kepala. Setelah disabuni, check payudara kanan dengan tangan kiri dengan pergerakan melingkar, dari puting ke segi luar payudara. Kerjakan cara yang serupa pada payudara kiri.
- Saat tiduran, tempatkan tangan kiri di bawah kepala. Selanjutnya, check payudara kiri dengan tangan kanan. Kerjakan hal sama pada payudara kanan.
- Tekan ke-2 puting dan perhatikan adakah cairan tidak normal yang keluar puting.
Selainnya SADARI, cara penangkalan lain ialah SADANIS (pengecekan payudara klinis), yang sudah dilakukan oleh tenaga kesehatan terbiasa. Tiap wanita dianjurkan jalani SADANIS secara periodik, buat mendapati tonjolan atau pertanda abnormal lain pada payudara sedini mungkin.
Dokter merekomendasikan SADANIS dilaksanakan setiap tiga tahun pada wanita umur 20-40 tahun, dan satu tahun sekali untuk wanita di atas umur 40 tahun.
-BD QQ
0 komentar:
Posting Komentar