HaloIniSehat- Ageusia pada COVID-19 diikuti dengan lenyapnya kekuatan indra pengecap. Walau tidak terhitung tanda-tanda yang beresiko, ageusia dapat mengakibatkan pasiennya susah mengenal makanan yang pantas konsumsi dan beresiko kekurangan gizi karena selera makan yang turun.
Ageusia sebagai istilah untuk memvisualisasikan keadaan lenyapnya peranan indra pengecap secara keseluruhan. Ini membuat orang yang merasakannya tidak bisa mencicipi rasa apa saja dari minuman atau makanan yang dimakan.
Selama ini, beberapa riset memperlihatkan jika ageusia sering terjadi di hari keempat sesudah timbulnya tanda-tanda awalnya infeksi virus Corona, seperti sakit di kepala, demam, dan batuk.
Ageusia biasanya akan berkurang dalam kurun waktu 7-21 hari. Tetapi, tanda-tanda ini bisa jadi tinggal walau pasien COVID-19 sudah dipastikan pulih.
Selain infeksi virus Corona, ageusia bisa juga dirasakan oleh orang yang mempunyai permasalahan kesehatan lain, misalkan kekurangan konsumsi zinc, diabetes, penyakit Crohn, atau hipotiroidisme.
Pemicu Ageusia pada COVID-19
Sampai sekarang ini, pemicu berlangsungnya ageusia pada pasien COVID-19 belumlah diketahui dengan cara tepat. Tetapi, ada sangkaan jika keadaan ini terkait dengan ACE2 (angiotensin converting enzyme 2) yang bisa diketemukan di semua sisi rongga mulut, khususnya permukaan lidah.
Salah satunya peranan ACE2 ialah menolong lidah untuk mengenal beragam tipe rasa. Tetapi, di lain sisi, enzim ini dikatakan sebagai pintu untuk virus Corona untuk masuk ke badan.
Ini karena virus Corona mengontaminasi badan manusia dengan mengikatkan dianya pada ACE2. Proses pengikatan ini akan menghancurkan sel pengecap rasa pada lidah, hingga lidah kehilangan kekuatannya untuk mengenal rasa.
Disamping itu, peluang lain pemicu ageusia ialah lenyapnya peranan indra penciuman pada pasien COVID-19 karena masuknya virus Corona ke badan lewat rongga hidung.
Saat indra penciuman tidak dapat mengetahui wewangian makanan yang dimakan, indra perasa akan susah untuk mengenal rasa dari makanan itu. Perihal ini pula sebagai argumen kenapa beberapa pasien COVID-19 alami ageusia dan anosmia secara bertepatan.
Langkah Memproses Makanan Saat Alami Ageusia
Ageusia sebetulnya termasuk sebagai salah satunya tanda-tanda COVID-19 yang tidak beresiko. Tetapi, lenyapnya kekuatan indra pengecap dalam mengetahui rasa akan mengakibatkan pasien COVID-19 kesusahan mengenal makanan yang pantas konsumsi.
Keadaan ini membuat pasien COVID-19 beresiko alami keracunan karena konsumsi makanan yang telah tercemar kuman secara tidak menyengaja, terutama bila pasien lakukan karantina mandiri dan mempersiapkan makanannya sendiri.
Berikut ialah tutorial memproses makanan jika Anda sedang menanggung derita COVID-19 dan alami ageusia:
- Bersihkan tangan, alat masak, dan alat makanan memakai sabun dan air mengucur, baik saat sebelum atau setelah dipakai.
- Membersihkan bahan makanan lebih dulu saat sebelum mengolahnya.
- Jauhi mengolah bahan makanan, seperti daging, ayam, makanan laut, atau sayur yang sudah berbeda warna dan teksturnya.
- Yakinkan beberapa bahan makanan yang diolah sudah masak secara rata, khususnya saat mengolah daging, ayam, telur, dan makanan laut.
Bila Anda ingin konsumsi makanan paket, yakinkan makanan itu belum melalui tanggal lewat waktu. Minuman atau makanan paket seharusnya selekasnya dihabiskan sesudah tutupnya dibuka. Jika sisa, taruhlah dalam almari pendingin.
Disamping itu, bahan makanan mentah yang gampang tercemar, seperti daging dan ikan, harus diletakkan terpisah dalam freezer. Ini perlu dikerjakan karena bakteri bisa beralih secara mudah dari makanan mentah dan mengontaminasi makanan masak.
Langkah Tingkatkan Gairah Makan Saat Alami Ageusia
Tidak cuman kesusahan untuk memproses makanan, ageusia bisa juga mengakibatkan pasien COVID-19 tidak berselera untuk makan. Walau sebenarnya, konsumsi makanan bergizi benar-benar dibutuhkan untuk tingkatkan ketahanan tubuh dalam menantang infeksi virus Corona.
Untuk tingkatkan selera makan saat alami ageusia, pasien COVID-19 bisa coba cara-cara, seperti memakai bahan makanan warna ceria supaya masakan kelihatan lebih menarik atau pilih konsumsi makanan yang diharapkan atau disukai.
Saat itu, bila keluh kesah ageusia tidak dibarengi dengan lenyapnya peranan indra penciuman, bumbu dapur atau rempah-rempah dengan wewangian yang kuat bisa digabungkan ke makanan untuk menggairahkan otak mengingat lagi rasa makanan yang dimakan. Dengan begitu, selera makan juga bisa bertambah.
Ageusia pada COVID-19 memanglah bukan tanda-tanda yang beresiko. Tetapi, keadaan ini jangan diacuhkan, apa lagi bila sudah mengakibatkan Anda kehilangan selera makan sampai berpengaruh pada pengurangan berat tubuh atau bahkan juga malnutrisi. Oleh karenanya, tanyakan sama dokter jika Anda merasakannya.
-BD QQ
0 komentar:
Posting Komentar