HaloIniSehat- Pernah berasa disayangi atau menyukai seorang terlalu berlebih? Keadaan ini disebutkan dengan obsessive love disorder. Bukannya jalani jalinan yang sehat, orang dengan obsessive love disorder malah dapat berlaku terlampau defensif, menuntut, dan mengungkung pasangannya.
Obsessive love disorder (OLD) ialah satu keadaan di mana seorang jadi terobsesi pada orang yang paling disayanginya. Ini dapat terjadi ke orang yang telah merajut jalinan pernikahan atau kekasihan.
Disamping itu, OLD bisa juga dirasakan oleh orang yang tidak mempunyai jalinan sama orang yang disayanginya, tetapi berasa orang yang disayanginya itu menyukai dianya. Keadaan ini terjadi pada masalah mental yang disebutkan erotomania.
Ketahui Ciri-Ciri Obsessive Love Disorder
Rasa cinta yang terlalu berlebih membuat seorang dengan obsessive love disorder berasa perlu untuk jaga dan membuat perlindungan orang yang disayanginya. Bahkan juga, mereka mengontrol orang yang disayanginya itu seakan-akan dia telah seutuhnya jadi kepunyaannya.
Tanda-tanda obsessive love disorder mungkin tidak tampil di awal jalinan, tetapi terus berkembang dan baru kelihatan seiring waktu berjalan. Tanda-tanda OLD juga dapat makin kelihatan saat orang yang disayangi menampik cintanya.
Berikut beberapa pertanda atau beberapa ciri yang memperlihatkan jika seorang alami obsessive love disorder:
- Berpikiran dan melakukan tindakan posesif, misalkan selalu ingin ketahui dan mengawasi aktivitas orang yang disayanginya. Dia umumnya terus-terusan mengontak orang yang disayanginya lewat pesan text atau telephone untuk ketahui kondisinya.
- Ingin selalu habiskan waktu bersama, tapi dengan saat yang terlalu berlebih.
- Cemburu yang terlalu berlebih dan overprotektif pada pasangan atau orang yang dicintai.
- Usaha batasi kehidupan sosial orang yang disayanginya.
- Usaha untuk mengontrol kehidupan individu orang yang disayanginya, misalkan dalam soal keuangan atau jalinan sosial.
- Berasa berbahagia yang terlalu berlebih saat sukses mengontak atau mengendalikan orang yang disayanginya.
Pemicu Obsessive Love Disorder
Sampai sekarang ini, pemicu obsessive love disorder belumlah diketahui dengan cara tepat. Tetapi, keadaan ini diperhitungkan terkait dengan gangguan-gangguan psikis, misalnya:
- Attachment disorder, yakni masalah psikis yang membuat penderitanya berasa sulit merajut jalinan atau malah terlampau terlilit secara emosional pada seseorang
- Borderline personality disorder (BPD)
- Delusi yang memunculkan rasa cemburu atau sindrom Othello
- Masalah bipolar
- Obsessive compulsive disorder (OCD)
Disamping itu, kisah trauma psikis, misalkan pernah ditinggal oleh orang yang disayangi atau sakit hati karena pernah diperselingkuhi, bisa juga membuat seorang lebih beresiko alami OLD.
Langkah Menangani Obsessive Love Disorder
Menyukai seorang berlebihan sampai terobsesi ingin mengontrol hidupnya pasti bukanlah hal yang bagus. Bukan hanya bikin rugi seseorang, keadaan ini membuat penderitanya kesusahan untuk konsentrasi dalam bekerja dan melakukan aktivitas, dan mengusik kehidupan sosialnya dan orang yang disayanginya.
Karena obsessive love disorder kerap kali dipacu oleh masalah psikis lain, orang yang alami keadaan ini seharusnya memeriksa diri ke psikolog atau psikiater.
Untuk tentukan pemicu obsessive love disorder, psikolog atau psikiater akan lakukan pengecekan mental. Sesudah pemicunya dijumpai, baru bisa ditetapkan tipe pengatasan yang pas, salah satunya dengan:
Pemberian beberapa obat
Beberapa obat yang diberi bergantung dari pemicu OLD. Bila OLD yang dirasakan disebabkan karena borderline personality disorder, erotomania, masalah bipolar, atau OCD, dokter akan memberinya obat antidepresan, antispikotik, dan obat untuk jaga suasana hati masih tetap konstan.
Disamping itu, dokter kemungkinan memberinya resep obat penenang atau penurun kekhawatiran bila keadaan ini disebabkan karena masalah kekhawatiran.
Psikoterapi
Dari sisi pemberian beberapa obat, orang yang mempunyai OLD bisa juga diatasi dengan psikoterapi, seperti therapy sikap kognitif. Pada pasien yang telah menikah, konseling pernikahan dapat ditempuh sebagai langkah mengatur tanda-tanda obsessive love disorder.
Dengan jalani therapy, pasien akan dituntun agar berpikiran positif dan cari langkah terbaik untuk menangani dorongan yang dirasanya. Therapy dan konseling dapat menolong pasien dan pasangannya membangun jalinan yang lebih sehat dan sama-sama yakin.
Dengan alami, rasa cinta memanglah bisa memacu obsesi. Saat jatuh hati, seorang kemungkinan ingin lakukan yang terbaik untuk orang yang disayanginya dan mempunyai orang itu sepenuhnya. Tetapi, tidak lumrah bila sampai ada obsesi untuk menggantikan dan mengendalikan semua faktor kehidupan orang yang kita sayangi.
Coba dalami seperti apakah jalinan yang sehat dan aplikasikanlah dalam hubunganmu dengan pasangan.
Bukannya mengendalikan kehidupan pasanganmu, lebih bagus kamu lakukan aktivitas yang berguna, seperti mempertajam kekuatan atau cari hoby baru, dan mengutamakan tanggung jawabmu saat belajar atau bekerja.
Bila obsesi pada orang yang kamu sayangi telah mengusik kehidupanmu dan dianya, seharusnya konsultasilah dengan psikiater atau psikolog saat sebelum keadaan ini malah merusak hubunganmu dengannya.
0 komentar:
Posting Komentar