Minggu, Juni 06, 2021

Pengertian Atresia Ani

BY Kuliner IN , , No comments

HaloIniSehat- Atresia ani atau anus imperforata ialah abnormalitas kongenital yang mengakibatkan anus tidak tercipta dengan prima. Mengakibatkan, pasien tidak bisa keluarkan tinja secara normal. Keadaan ini umumnya terjadi karena masalah perubahan aliran cerna janin saat umur kehamilan 5-7 minggu.

Atresia ani sebagai keadaan yang cukup jarang ada. Keadaan ini cuman terjadi pada 1 dari 5.000 kelahiran serta lebih umum terjadi pada bayi lelaki. Atresia ani perlu memperoleh pengatasan selekasnya untuk menahan kompleksitas.

Pemicu Atresia Ani

Atresia ani sebagai salah satunya wujud abnormalitas kongenital. Pemicu berlangsungnya atresia ani belumlah diketahui dengan cara tepat. Atresia ani terjadi secara random dan dapat dirasakan oleh siapa. Tetapi, ada sangkaan yang menyangkutkan keadaan dengan abnormalitas genetik.

Atresia ani kerap ada bertepatan dengan keadaan VACTREL, yakni barisan abnormalitas kongenital yang bisa mempengaruhi bermacam mekanisme badan. VACTREL ialah ringkasan dari vertebral defects, anal atresia, cardiac defects, tracheoesophageal fistula, renal anomalies, dan limb defects.

Saat janin alami abnormalitas atau masalah perubahan aliran pencernaan, kehamilan bisa juga terusik. Salah satunya keadaan yang kerap terkait dengan atresia ani ialah berlangsungnya polihdramnion. Polihidramnion ialah keadaan berlebihnya kandungan cairan ketuban yang dapat dijumpai saat ibu hamil lakukan pengecekan kehamilan.

Factor resiko atresia ani

Belumlah diketahui ada atau tidaknya factor yang dapat tingkatkan resiko berlangsungnya atresia ani. Tetapi, keadaan ini seringkali terjadi pada bayi lelaki. Bayi yang alami atresia ani bisa juga alami abnormalitas bawaan lain, terhitung masalah aliran pencernaan, masalah aliran kemih, dan abnormalitas VACTREL.

Tanda-tanda Atresia Ani

Atresia ani diikuti dengan wujud rektrum (sisi akhir usus besar) sampai lubang anus bayi tidak berkembang dengan prima.

Atresia ani terbagi dalam beberapa wujud, yakni:

  1. Lubang anus menyempit atau tertutup keseluruhan
  2. Rektrum tidak tersambung dengan usus besar
  3. Tercipta fisula atau aliran yang menyambungkan rektum dengan kandungan kemih, uretra, pangkal penis, atau vagina

Pada keadaan normal, perubahan lubang anus, aliran kemih, dan kelamin, pada janin terjadi pada trimester pertama kehamilan ataupun waktu umur kehamilan capai 7-8 minggu. Atresia ani terjadi bila perubahan organ-organ ini alami masalah pada periode ini.

Bayi yang alami atresia ani biasanya mempunyai tanda-tanda sebagai berikut ini:

  1. Lubang anus tidak ada di lokasi yang seharusnya, atau mungkin tidak malah lahir tanpa lubang anus
  2. Lubang anus benar-benar dekat sama vagina pada bayi wanita
  3. Tinja pertama (mekonium) tidak keluar dalam periode waktu 24-48 jam sesudah lahir
  4. Perut terlihat jadi membesar
  5. Tinja keluar vagina, pangkal penis, skrotum, atau uretra

Kapan harus ke dokter

Atresia ani dapat teridentifikasi saat pengecekan fisik bayi baru lahir. Tetapi, ibu hamil perlu lakukan pengecekan kehamilan dengan teratur sama sesuai agenda yang ditetapkan oleh dokter. Dengan demikian, perubahan janin dan keadaan ibu hamil terus diawasi.

Umumnya bila tidak teridentifikasi saat bayi baru lahir, ada pembesaran perut dan tidak keluarnya tinja pertama (mekonium) menjadi tanda berlangsungnya atresia ani. Bila bayi alami keluh kesah ini, selekasnya membawa bayi ke dokter supaya bisa dilaksanakan pengecekan lengkap.

Anda pun dianjurkan untuk bawa bayi untuk lakukan pengecekan dengan teratur ke dokter. Dengan lakukan pengecekan dengan teratur, perkembangan dan perubahan bayi bisa diawasi. Disamping itu, bila diketemukan ada masalah kesehatan, pengatasan sejak awal kali bisa dilaksanakan, hingga bisa menahan kompleksitas.

Analisis Atresia Ani

Saat bayi baru lahir, dokter atau petugas klinis akan lakukan pengecekan bayi baru lahir yang lengkap terhitung pastikan ada atau tidaknya lubang anus. Bila saat pengecekan tidak diketemukan lubang anus, dokter akan lakukan rangkaian pengecekan kelanjutan untuk pastikan keadaan bayi.

Atresia ani sebagai abnormalitas bawaan lahir karena ada masalah perubahan janin. Ada banyak abnormalitas bawaan lahir yang lain dapat ada bertepatan dengan keadaan ini, yakni:

  1. Abnormalitas pada aliran urine dan ginjal
  2. Abnormalitas pada tulang belakang
  3. Abnormalitas pada aliran pernafasan
  4. Abnormalitas pada tenggorokan
  5. Abnormalitas di lengan dan tungkai
  6. Sindrom Down
  7. Penyakit jantung bawaan
  8. Penyakit Hirschsprung
  9. Atresia duodenum (abnormalitas pada usus halus)

Untuk mengetahui abnormalitas bawaan yang kerap ada bertepatan dengan atresia ani, dokter akan lakukan beberapa pengecekan lain, misalnya:

  1. Penyekenan dengan Rontgen, USG, dan MRI, untuk mengetahui adakah abnormalitas tulang dan mengecek keadaan tenggorokan, kerongkongan, dan organ-organ yang berkaitan
  2. Ekokardiografi, untuk mengecek keadaan jantung bayi

Penyembuhan Atresia Ani

Penyembuhan atresia ani mempunyai tujuan untuk membenahi keadaan anus supaya bayi dapat hidup seperti semula. Saat sebelum dilaksanakan penyembuhan selanjutnya, bayi yang tidak mempunyai lubang anus akan dikasih konsumsi gizi dan cairan lewat cairan infus. Bila ada fistula yang tercipta pada aliran kemih yang beresiko tingkatkan berlangsungnya infeksi, dokter kemungkinan memberi antibiotik.

Pada umumnya, opsi penyembuhan yang bisa dilaksanakan untuk menangani atresia ani ialah:

Operasi

Operasi sebagai sistem penyembuhan khusus untuk menangani atresia ani. Arah operasi untuk membuat peranan aliran pencernaan jalan dengan normal. Tipe operasi yang sudah dilakukan bergantung dari tanda-tanda, umur, tipe dan kesukaran wujud atresia ani yang terjadi, dan keadaan kesehatan bayi.

Beberapa macam operasi yang dapat dilaksanakan untuk menangani atresia ani ialah:

  1. Kolostomi, yakni pengerjaan lubang (stoma) pada dinding perut yang sebagai saluran buangan sebentar. Kotoran yang keluar stoma akan dimuat dalam suatu kantung (colostomy bag).
  2. Pull through, yakni operasi untuk menghubungkan sisi rektum dan anus. Umumnya operasi ini dilaksanakan beberapa waktu sesudah operasi kolostomi pertama.
  3. Penutupan kolostomi, yakni operasi kelanjutan untuk tutup stoma, hingga pasien mulai bisa buang kotoran lewat rektum dan anus.
  4. Anoplasti perineum, yakni operasi untuk tutup fistula yang tersambung dengan aliran kemih atau vagina. Proses ini mempunyai tujuan untuk bikin lubang anus ada di status yang semestinya.

Tingkat kesuksesan perlakuan operasi dalam membenahi atresia ani bisa disebutkan lumayan tinggi.

Mengontrol pola makan dan diet

Sesudah jalani operasi, pasien atresia ani dianjurkan untuk mengontrol pola makan, seperti konsumsi makanan tinggi serat dan suplemen dan vitamin. Ini mempunyai tujuan supaya pasien tidak alami sembelit.

Kompleksitas Atresia Ani

Beberapa kompleksitas yang kemungkinan terjadi karena atresia ani atau sesudah perlakuan operasi ialah:

  1. Konstipasi
  2. Robekan (perforasi) usus
  3. Infeksi aliran kemih
  4. Inkontinensia tinja atau urine
  5. Persempitan anus (stenosis anus)

Penangkalan Atresia Ani

Atresia ani sebagai abnormalitas bawaan atau kongenita, hingga susah dihindari. Tetapi, ibu hamil bisa lakukan langkah-langkah berikut ini untuk turunkan resiko berlangsungnya abnormalitas pada janin:

  1. Lakukan pengecekan genetik ke dokter bila mempunyai kisah atresia ani atau abnormalitas kongenital yang lain saat sebelum berencana kehamilan
  2. Konsumsi makanan yang sehat, tidak merokok, dan tidak konsumsi minuman mengandung alkohol dan beberapa obat di luar saran dokter sepanjang hamil
  3. Lakukan pengecekan kehamilan dengan teratur dan konsumsi suplemen sama sesuai ajuran dokter.


YANG MENYEDIAKAN 10 PERMAINAN DALAM 1 USER ID :

-Poker
-Domino
-Capsa Susun
-Adu Q
-Bandar Q
-Bandar Poker
-Sakong
-Bandar66
-Perang Baccarat
-Perang Dadu

ALTERNATIF LINK INIPOKER:

TERSEDIA TRANSAKSI TERSEDIA : INTERNET BANKING, SMS BANKING, PEMBAYARAN ONLINE SEPERTI OVO DAN GO-PAY.

TERSEDIA LAYANAN TRANSFER PULSA : XL & TELKOMSEL.

TERSEDIA APLIKASI LIVECHAT
KLIK DI BAWAH INI!

0 komentar:

Posting Komentar