HaloIniSehat- Crush injury ialah cidera yang terjadi saat anggota badan tertekan dan mendapatkan penekanan kuat dari benda berat. Crush injury bisa mengakibatkan bengkak, cedera robek, tulang patah, dislokasi persendian, cidera saraf, remuk atau terpenggalnya anggota badan tertentu, sampai pendarahan organ. Crush injury dapat menyebabkan kelumpuhan tetap, bahkan juga kematian. Pengatasan klinis perlu selekasnya dilaksanakan untuk menahan berlangsungnya kerusakan selanjutnya pada organ lain.
Pemicu Crush Injury
Crush injury bisa disebabkan karena faktor-faktor, yakni:
- Kecelakaan kendaraan motor atau tipe transportasi lain, seperti kereta dan pesawat.
- Musibah alam, misalkan gempa bumi, tsunami, angin topan, atau tanah longsor.
- Kecelakaan kerja, khususnya karyawan di industri pertambangan, konstruksi, dan pertanian yang tidak memakai alat perlindungan diri saat bekerja.
- Perang (cedera ledakan atau shooting).
- Jatuhnya benda berat ke kaki atau terjepitnya jemari tangan di pintu atau jendela.
Tanda-tanda Crush Injury
Cidera yang mengakibatkan kerusakan pada otot, tulang, dan organ badan tertentu ini bisa memunculkan tanda-tanda berbentuk:
- Ngilu luar biasa
- Mati rasa pada bagian badan yang alami cidera
- Cedera terbuka yang mengakibatkan rusaknya permukaan kulit dan pendarahan luar biasa
- Pengubahan wujud badan karena tulang patah, sampai tulang yang muncul ke luar tembus permukaan kulit
- Pengurangan temperatur badan (hipotermia)
- Kulit pucat, dan bibir dan jemari membiru
- Pengurangan kesadaran.
- Penekanan darah turun.
- Napas sesak dan renyut nadi menurun.
Bantuan Pertama Crush Injury
Ada langkah-langkah bantuan pertama kali yang bisa dilaksanakan jika mendapati korban crush injury saat sebelum mendapatkan pengatasan di dalam rumah sakit, yakni:
- Check tingkat kesadaran korban, apa korban masih bisa memberi respon pertanyaan atau buka matanya.
- Check renyut jantung dan keadaan pernafasan. Yakinkan lajur pernafasan terbuka, yang diikuti dengan korban sanggup bicara, menangis, atau mendesah. Korban dipandang bisa bernapas normal bila udara teridentifikasi bergerak masuk dan keluar, yakni dengan menyaksikan dada atau perut yang bergerak turun-naik secara normal.
- Kerjakan usaha untuk menentramkan korban. Perlakuan ini dilaksanakan supaya korban merasakan aman dan tidak cemas.
- Bila korban alami pendarahan, kerjakan usaha untuk hentikan pendarahan. Check dan diagnosis sumber pendarahan, selanjutnya berikan penekanan kuat pada tempat cedera.
- Check keadaan kulit di seputar tempat cidera untuk mengetahui pengubahan warna kulit yang pucat atau membiru karena pendarahan dalam.
- Bila pendarahan terus berjalan dan memberikan ancaman nyawa korban, pakai bebat dan perban untuk tutup sumber pendarahan.
- Bila anggota badan korban ada yang terpenggal, bertindak untuk hentikan pendarahan, selanjutnya membersihkan dan taruh anggota badan yang terputus ke plastik, tutup rapat, dan tempatkan dalam tempat berisi es.
- Bila korban diperhitungkan alami dislokasi atau tulang patah, kerjakan usaha supaya korban tidak banyak bergerak atau bikinlah bidai supaya anggota badan yang patah tidak bergerak.
- Yakinkan korban dalam status nyaman dan berikan selimut supaya korban masih hangat.
- Awasi keadaan pernafasan dan tingkat kesadaran, dan dampingi korban sampai bantuan klinis datang.
Pengatasan Kelanjutan Crush Injury
Pengatasan kelanjutan dilaksanakan oleh dokter berdasar tipe cidera yang dirasakan korban. Cidera kronis ini umumnya perlu diatasi oleh dokter ortopedi atau dokter ortopedi pakar traumatologi dan rekonstruksi.
Pengecekan fisik akan dilaksanakan untuk tentukan tingkat keparahan cedera. Test pencitraan dilaksanakan untuk menyaksikan keadaan cidera pada jaringan dan organ sisi dalam. Tipe test pencitraan yang dipakai, yakni:
- Photo Rontgen, untuk mengetahui retakan atau patahan pada tulang.
- CT scan, untuk mengecek keadaan cidera dari bermacam pojok lebih detil.
- MRI, untuk mengecek dan mengetahui imbas cidera pada organ badan sisi dalam.
Sesudah ketahui tingkat keparahan cidera yang dirasakan pasien, dokter akan tentukan perlakuan yang penting diberi, salah satunya:
- Therapy obat. Beberapa macam obat akan diberi oleh dokter sebagai langkah pertama pengatasan cidera. Sejumlah besar obat akan diberi lewat lajur suntik atau infus, diantaranya:
- Obat penurun ngilu (analgesik), seperti ketamine, untuk menurunkan ngilu karena cidera yang dirasa oleh pasien.
- Obat penenang atau sedatif, seperti benzodiazepine, untuk menurunkan rasa kuatir dan kemelut otot pada pasien.
- Antibiotik, untuk menahan berlangsungnya infeksi bakteri, terutamanya pada cedera terbuka.
- Operasi. Perlakuan operasi dilaksanakan untuk mengatur pendarahan dan tangani cidera pada organ sisi dalam. Tipe operasi yang bakal dilaksanakan bergantung pada posisi cidera dan pendarahan, yakni:
- Kraniotomi, untuk tangani pendarahan dan masalah pada otak. Proses ini dilaksanakan dengan membuat dan mengusung beberapa tulang tengkorak, hingga dokter bisa bertindak pada otak.
- Laparotomi, yakni proses operasi dengan membuat irisan pada dinding perut, hingga dokter bisa mengecek keadaan organ dalam perut dan mengetahui pendarahan.
- Torakotomi, untuk hentikan pendarahan dan menurunkan penekanan pada tempat jantung dan paru. Proses torakotomi dilaksanakan dengan membuat irisan di sejauh tulang rusuk.
- Fasciotomy, yakni proses operasi yang dilaksanakan dengan menggunting susunan pembungkus organ (fascia), untuk menurunkan kemelut atau penekanan pada saraf dan otot yang bisa menyebabkan terusiknya perputaran darah ke wilayah itu. Fasciotomy dilaksanakan untuk selamatkan organ badan dari kerusakan karena sindrom kompartemen.
- Perlakuan amputasi, yakni pemangkasan anggota badan tertentu untuk menahan berlangsungnya kerusakan selanjutnya atau kompleksitas yang bisa memberikan ancaman nyawa. Amputasi dilaksanakan pada beberapa keadaan berikut ini:
- Kumpulan sel tubuh membusuk atau mati dan beresiko mengakibatkan infeksi di bagian badan yang lain.
- Cidera berat, seperti cedera karena ledakan atau gigitan hewan.
- Infeksi kronis dan tidak juga lebih baik, terlebih bila korban menanggung derita diabetes.
- Operasi berulang-ulang. Untuk kasus cidera yang kronis, operasi perlu dilaksanakan secara berulang-ulang dan setahap, untuk membenahi organ, otot, dan saraf keseluruhannya.
Kompleksitas Crush Injury
Ada banyak kompleksitas yang kemungkinan terjadi bila crush injury tidak selekasnya diatasi, yakni:
Sindrom Crush atau sindrom Bywaters, yakni keadaan klinis yang diikuti dengan terguncang dan tidak berhasil ginjal karena cidera serius pada otot kerangka. Penekanan luar biasa karena crush injury mengakibatkan bengkak otot di bagian badan yang cidera dan menyebabkan kerusakan jaringan seputar, disfungsi organ, dan masalah metabolisme.
Sindrom kompartemen, terjadi jika jaringan otot dan sekelilingnya tidak memperoleh konsumsi darah dalam periode waktu yang lama karena bertambahnya penekanan dalam otot. Sindrom kompartemen mengakibatkan rusaknya saraf dan kematian otot. Sindrom kompartemen diikuti dengan rasa ngilu luar biasa yang dibarengi dengan kesemutan, selanjutnya kelumpuhan. Tanda visual sindrom kompartemen ialah bengkak di kulit.
0 komentar:
Posting Komentar