Selasa, Agustus 10, 2021

Pengertian Altitude Sickness

BY Kuliner IN , , No comments

HaloIniSehat- Altitude sickness atau penyakit ketinggian ialah kelompok tanda-tanda yang ada saat seorang mendaki terlampau cepat ke ketinggian tertentu. Beberapa tanda-tandanya ialah susah tidur, napas sesak, dan sakit di kepala.

Di ketinggian lebih dari 1.500 mtr. di permukaan laut (mdpl), penekanan udara mulai turun dan oksigen semakin tipis. Itu penyebabnya, seorang yang ada di ketinggian ini harus memberinya waktu untuk badannya untuk menyesuaikan.

Altitude sickness atau mountain sickness terjadi saat badan tidak memperoleh cukup waktu untuk menyesuaikan dengan peralihan penekanan udara dan kandungan oksigen pada ketinggian. Mengakibatkan, ada masalah pada mekanisme saraf, otot, paru-paru, dan jantung.

Tipe Altitude Sickness

Ada 3 tipe Altitude sickness. Berikut penuturannya:

  1. Acute mountain sickness (AMS), yakni wujud Altitude sickness yang teringan dan paling umum terjadi.
  2. High-altitude cerebral edema (HACE), yakni penimbunan cairan di otak yang mengakibatkan otak membesar dan tidak berperan normal.
  3. High-altitude pulmonary edema (HAPE), yakni penimbunan cairan di paru-paru yang mengakibatkan masalah peranan organ itu. Edema paru ini bisa mengalami perkembangan dari HACE atau terjadi sendirinya.

Pemicu Altitude Sickness

Altitude sickness terjadi saat seorang ada di ketinggian lebih dari 3.000 mdpl. Di ketinggian itu, penekanan udara akan makin turun dan kandungan oksigen semakin menyusut. Untuk seorang yang tidak terlatih pada ketinggian, badannya butuh waktu untuk menyesuaikan dengan keadaan itu.

Tanda-tanda Altitude sickness ada saat badan tidak memperoleh cukup waktu untuk menyesuaikan dengan peralihan penekanan udara dan kandungan oksigen pada ketinggian. Beberapa keadaan yang bisa tingkatkan resiko seorang alami Altitude sickness ialah:

  1. Tinggal di daratan rendah
  2. Pernah merasakan Altitude sickness awalnya
  3. Mendaki terlampau cepat (lebih dari 300 mtr. setiap hari)
  4. Lajur pendakian yang susah dan memerlukan banyak energi
  5. Menanggung derita masalah pada jantung, paru-paru, atau mekanisme saraf

Tanda-tanda Altitude Sickness

Tanda-tanda Altitude sickness umumnya ada saat seorang ada di ketinggian lebih dari 3.000 mdpl. Tanda-tandanya dapat ada setahap atau mendadak dengan tingkat keparahan enteng atau berat, bergantung pada kecepatan seorang saat mendaki dan ketinggian yang diraih.

Gejala-gejala yang biasa terjadi karena Altitude sickness ialah:

  1. Susah tidur
  2. Kecapekan
  3. Muntah dan mual
  4. Sakit di kepala
  5. Jantung berdebar-debar
  6. Napas sesak

Pada kasus yang kronis, Altitude sickness dapat mengakibatkan beberapa tanda-tanda berikut ini:

  1. Kulit membiru (sianosis)
  2. Dada berasa seperti didesak
  3. Batuk berdarah
  4. Susah untuk jalan
  5. Bingung dan gampang geram
  6. Pengurangan kesadaran

Analisis Altitute Sickness

Orang yang alami tanda-tanda dan keluh kesah di atas perlu dipindah ke arah tempat yang lebih rendah. Dengan demikian, keluh kesah dan tanda-tanda yang dirasakannya akan menyusut.

Altitude sickness bisa didiagnosa oleh dokter dengan bertanya tanda-tanda yang dirasakan pasien dan lakukan pengecekan fisik, terhitung mengecek suara napas memakai stetoskop.

Pada pasien Altitude sickness, ada penimbunan cairan dalam paru-paru hingga bisa ada suara napas tambahan yang tidak normal.

Bila tanda-tanda yang dirasakan pasien termasuk kronis, dokter akan lakukan CT scan dan MRI untuk menyaksikan peluang ada penimbunan cairan di otak pasien.

Bantuan Pertama pada Altitude Sickness

Selekasnya turun atau membawa pasien yang alami tanda-tanda Altitude sickness ke ketinggian yang lebih rendah. Penting untuk dikenang, tidak boleh coba mendaki semakin tinggi kembali walau tanda-tanda yang dirasakan termasuk enteng.

Sekalian bawa pasien turun ke ketinggian yang lebih rendah, cara bantuan pertama berikut bisa dilaksanakan untuk menurunkan tanda-tanda Altitude sickness :

  1. Longgarkan baju pasien dan berikan ruangan yang cukup supaya pasien dapat bernapas.
  2. Yakinkan pasien minum banyak air putih supaya tidak kekurangan cairan.
  3. Beri paracetamol atau ibuprofen untuk menangani sakit di kepala.
  4. Tidak boleh memberinya minuman mengandung alkohol atau obat tidur ke pasien.

Bila pasien sedang ada di gunung dan keadaannya tidak mungkin untuk turun, kontak petugas penyelamatan untuk bawa pasien turun.

Sekalian menanti bantuan tiba, menjaga temperatur badan pasien supaya masih tetap hangat, awasi kegiatan fisik pasien dan diamkan dia istirahat. Pakai portable hyperbaric chamber (kantong udara portabel yang bertekanan tinggi) jika alat ini ada dan ada petugas yang terbiasa memakainya.

Selekasnya membawa pasien ke dokter jika tanda-tanda masih berjalan sesudah ada di daratan yang lebih rendah, walau tanda-tanda itu enteng. Jika tanda-tanda Altitude sickness saat pada ketinggian cukup kronis, pengecekan masih tetap dibutuhkan walau tanda-tanda telah surut saat turun.

Penyembuhan Altitude Sickness

Tanda-tanda Altitude sickness umumnya akan berkurang sesudah turun ke ketinggian 300-600 mtr. lebih rendah dibanding ketinggian awalnya. Pada mayoritas kasus, tanda-tanda akan lenyap seutuhnya dalam tiga hari.

Pada Altitude sickness kronis atau bila terjadi HACE atau HAPE, khususnya di ketinggian di atas 1.500 mdpl, pasien harus turun ke ketinggian di bawah 1.200 mdpl dan mendapatkan bantuan klinis.

Salah satunya pengatasan yang bakal dilaksanakan oleh dokter untuk menangani Altitude sickness ialah memberinya beberapa obat, misalnya:

  1. Acetolazamide, untuk menurunkan tanda-tanda napas sesak
  2. Dexamethasone, untuk kurangi bengkak di otak
  3. Nifedipine, untuk menurunkan ngilu dada dan napas sesak
  4. Penghalang fosfodiesterase, untuk tingkatkan saluran darah ke paru-paru

Selainnya beberapa obat di atas, dokter akan memberinya alat tolong napas dan therapy oksigen untuk menurunkan tanda-tanda Altitude sickness.

Kompleksitas Altitude Sickness

Altitude sickness sebagai keadaan yang paling beresiko. Bila tidak selekasnya diatasi, pasien bisa alami kompleksitas yang serius, yakni:

  1. Penimbunan cairan di paru-paru (edema paru)
  2. Bengkak otak
  3. Koma
  4. Kematian

Penangkalan Altitude Sickness

Bila Anda ingin mendaki gunung atau ke daratan tinggi, sedapat mungkin kenali dahulu ketinggian wilayah yang bakal didatangi. Cari info apa tanda-tanda Altitude sickness yang dapat terjadi, dan bantuan pertama kalinya. Jika Anda mengetahui tanda-tanda lebih cepat dan tanda-tanda tidak lenyap sesudah 24 jam, selekasnya turun ke ketinggian yang lebih rendah supaya tanda-tanda tidak berubah kronis.

Langkah terbaik untuk menahan Altitude sickness dengan aklimatisasi, yakni memberinya waktu untuk badan untuk menyesuaikan dengan keadaan pada ketinggian. Triknya ialah seperti berikut:

  1. Kerjakan pendakian dengan bertahap, tidak lebih dari 300 mtr. setiap hari.
  2. Istirahat 1-2 hari setiap mendaki jarak 600 mtr.. Kerjakan istirahat secara periodik bila mendaki gunung dengan ketinggian lebih dari 2.400 mdpl.
  3. Kerjakan latihan yang cukup saat sebelum lakukan pendakian gunung dan yakinkan Anda sanggup dan telah latihan untuk menuruni gunung secara cepat.
  4. Banyak minum air putih untuk menahan dehidrasi dan konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi.
  5. Tidak boleh merokok, tidak boleh konsumsi minuman mengandung alkohol atau mengandung kafein, dan tidak boleh memakai obat tidur saat mendaki gunung.
  6. Kerjakan pengecekan kesehatan ke dokter saat sebelum lakukan pendakian gunung, terlebih bila Anda belum mempunyai pengalaman mendaki awalnya.

YANG MENYEDIAKAN 11 PERMAINAN DALAM 1 USER ID :

-Poker
-Domino
-Capsa Susun
-Adu Q
-Bandar Q
-Bandar Poker
-Sakong
-Bandar66
-Perang Baccarat
-Perang Dadu
-BD QQ

ALTERNATIF LINK INIPOKER:

TERSEDIA TRANSAKSI TERSEDIA : INTERNET BANKING, SMS BANKING, PEMBAYARAN ONLINE SEPERTI OVO DAN GO-PAY.

TERSEDIA LAYANAN TRANSFER PULSA : XL & TELKOMSEL.

TERSEDIA APLIKASI LIVECHAT
KLIK DI BAWAH INI!

0 komentar:

Posting Komentar